Monday, March 30, 2020

Teori Psikologi Sosial : Teori Atribusi


untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain, kita perlu tahu bagaimana perasaan mereka dan kapan mereka bisa dipercaya. Tetapi untuk memahami orang dengan cukup baik untuk memprediksi Perilaku masa depan mereka, kita juga harus mengidentifikasi karakteristik stabil-disposisi batin mereka seperti sifat-sifat kepribadian, sikap, dan kemampuan.
Karena kita tidak dapat benar-benar melihat posisi-posisi ini, kita menyimpulkannya secara tidak langsung dari apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang.  Pada bagian ini kita melihat proses yang membuat kita membuat sebuah kesimpulan ini.

Sejarah Pencetus Teori Atribusi

Teori atribusi pertama kali dikemukakan oleh Fritz Heider (1958) dan dikembangkan lebih lanjut oleh Edward Jones dan Keith Davis (1965), Harold Kelley (1967, 1972), dan Bernard Weiner (1974).

Definisi Teori Atribusi

menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne, yang dimaksud dengan atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. Adapun pengertian atribusi menurut tokoh yang lain sebagai berikut:

1. Fritz Heider (1958)

Fritz Heider adalah salah satu ahli psikologi yang pertama kali mendefinisikan istilah atribusi. Terdapat dua pengertian atribusi menurut Heider, yaitu atribusi sebagai proses persepsi dan atribusi sebagai penilaian kausalitas.
a. Atribusi sebagai proses persepsi
Menurut Heider, atribusi merupakan inti dari proses persepsi manusia. Lebih jauh Heider berpendapat bahwa manusia terikat dalam proses psikologis yang menghubungkan pengalaman subyektif mereka dengan berbagai obyek yang ada. Kemudian, berbagai obyek tersebut direkonstruksi secara kognitif agar menjadi sumber-sumber akibat dari pengalaman perseptual. Sebaliknya, ketika orang mencoba untuk membayangkan sebuah obyek, maka mereka akan menghubungkan pengalaman tersebut ke dalam alam pikiran mereka.
b. Atribusi sebagai penilaian kausalitas
Ketertarikan Heider pada kognisi sosial telah mengantarkannya pada perumusan atribusi selanjutnya. Menurutnya, kognisi sosial adalah proses dimana orang merasakan dan membuat penilaian tentang orang lain. Di sinilah kemudian muncul atribusi sebagai penilaian kausalitas yang menekankan pada penyebab orang berperilaku tertentu.
Terdapat dua jenis atribusi kausalitas yaitu atribusi personal dan atribusi impersonal. Yang dimaksud dengan atribusi personal adalah penyebab personal atau pribadi yang merujuk pada kepercayaan, hasrat, dan intensi yang mengarahkan pada perilaku manusia yang memiliki tujuan. Sedangkan, atribusi impersonal adalah penyebab diluar pribadi yang bersangkutan yang merujuk pada kekuatan yang tidak melibatkan intensi atau tujuan. Untuk itu, dalam ranah persepsi sosial, orang akan berupaya untuk menjelaskan terjadinya sebuah perilaku.

2. Edward E. Jones (1965)

Edward E. Jones adalah salah seorang peneliti yang tertarik pada suatu penilaian yang terkadang diberikan oleh seseorang ketika mereka mengamati perilaku orang lain. Inferensi yang dibuat umumnya terkait dengan disposisi orang yang lebih stabil seperti sifat, sikap, dan nilai. Misalnya, kita melihat orang bertato dan bertampang seram dan kemudian kita langsung menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah preman. Kita lebih suka membuat atribusi disposisi walaupun perilaku dalam situasi tertentu tidak menjamin simpulan yang dihasilkan.

3. Para ahli psikologi sosial

Para ahli psikologi sosial menyatakan bahwa responsibility attributions dan blame attributions merupakan penilaian yang bersifat moral. Ketika keluaran atau hasil negatif terjadi maka orang akan mencoba untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab terhadap keluaran tersebut dan siapa yang harus disalahkan. Kerapkali, responsibility attributions berhubungan langsung dengan atribusi kausalitas namun kadangkala lebih kompleks. Responsibility attributions didasarkan pada kausalitas dan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang.
Itulah beberapa pengertian atribusi yang diungkapkan oleh para ahli. Dengan demikian, pada umumnya yang dimaksud dengan atribusi adalah berbagai inferensi atau simpulan yang digambarkan oleh manusia mengenai penyebab terjadinya sesuatu atau perilaku orang lain dan perilaku dirinya sendiri.
Asumsi Dasar
Pada umumnya, teori atribusi menekankan pada bagaimana setiap individu menafsirkan berbagai kejadian dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan pemikiran dan perilaku mereka. Teori atribusi mengasumsikan bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan. Orang akan berusaha untuk memahami mengapa orang lain melakukan sesuatu dan memberikan penyebab bagi perilaku.
Terkait dengan hal ini, Heider menyatakan bahwa orang dapat membuat dua atribusi yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi internal adalah inferensi yang dibuat oleh seseorang tentang sikap, karakter, atau pribadi seseorang. Sementara itu, atribusi eksternal adalah inferensi yang dibuat seseorang terakit dengan situasi dimana ia berada.

Teori-teori Atribusi

                Berikut beberapa macam teori atribusi yang dirumuskan oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu :

1.    Teori inferensi koresponden Jones

 Menurut Edward jones dan Keith Davies (1965) kita masing-masing mencoba memahami orang lain dengan mengamati dan menganalisis perilaku mereka. Teori inferensi koresponden Jones dan Davis memprediksi bahwa orang-orang mencoba untuk menyimpulkan dan bertindak apakah tindakan tersebut sesuai dengan sifat pribadi abadi dari actor tersebut. Apakah orang yang melakukan tindakan agresi binatang buas? apakah orang yang menyumbangkan uang untuk amal dan altruis? untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini orang membuat kesimpulan berdasarkan tiga factor.
Faktor pertama adalah tingkat perilaku pilihan seseorang, yang dipilih secara bebas lebih informative tentang seseorang daripada perilaku yang dipaksakan. faktor kedua yang membuat kita membuat kesimpulan disposisi adalah harapan perilaku. Faktor ketiga Perceivers sosial memperhitungkan efek atau konsekuensi yang dimaksudkan dari Perilaku seseorang.


2.    Teori Atribusi Fritz Heider

Fritz Heider adalah peneliti pertama yang mengenalkan teori atribusi saat teori-teori belajar dari pendekatan behaviorisme, teori-teori memori dan teori-teori psikoanalisis mendominasi ranah psikologi akademis. Teori-teori tersebut jarang sekali digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia. Sebaliknya, melalui teori atribusinya, Heider mencoba untuk menekankan bahwa mempelajari atribusi sangatlah penting karena atribusi memberikan pengaruh pada apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan oleh manusia.
Heider juga merupakan peneliti pertama yang mengkaji tentang proses atribusi khususnya pada bagaimana seseorang membangun sebuah impresi atau kesan bagi orang lain. Menurutnya, impresi atau kesan ini dibangun melalui tuga tahapan proses yaitu pengamatan perilaku, menentukan apakah perilaku itu disengaja atau tidak, dan mengelempokkan perilaku ke dalam perilaku yang termotivasi secara internal atau eksternal.




NAMA  : AL RIKAT FATHAN MUBINA
KELAS : 1BA05
NPM     : 21928016

Dalam menghadapi pandemic global saat ini

        Dalam menghadapi pandemic global saat ini, sebagai mahasisiwa dalam bidang ilmu komunikasi kita harus mampu menuntut diri sendiri ...